gitar, elektronika, catur, religi dan matematika, politik, seni budaya, dan semua yang ada didunia ini

Jumat, 14 Februari 2025

Fenomena saling Follow di FACEBOOK (part 1)

Dulu ada istilah saling Subscribe di YouTube, dan kini ada fenomena saling follow di Facebook. 
--------
    Saling subscribe atau saling subrek, 
adalah sesuatu yang tidak asing bagi youtuber pemula, tujuannya adalah untuk cepat mendapatkan 1000 subscriber sebagai syarat monetisasi.
Apakah YouTube melarang hal tersebut? Menurut ketentuan pedoman komunitas, YouTube jelas melarang hal tersebut (subforsub). Tapi menurut ku pribadi itu hanya sebuah ketentuan yang tidak mutlak, sifat nya hanya ' lebih baik jangan (subforsub) '.
Kecuali masih dalam hal yang wajar. 

Kembali ke Facebook. 
    Saya malah baru tau kalau sekarang di Facebook sedang rame saling follow (fenomena saling follow), untuk cepat mendapatkan 1000 follower). 
Ini bisa dimengerti karena sekarang di Facebook ada menu baru yaitu monetisasi (FB pro), kalau dulu hanya fanspage saja kayaknya. Saya bisa memaklumi hal tersebut karena pasti yang ada di otak facebooker ini hanyalah monetisasi 😁.
    Tentang SALING FOLLOW berikut beberapa FAKTA nya menurut sayanyah ;
- saya tidak anti saling follow juga tidak pro saling follow
saling follow tidak baik juga tidak buruk
Saya sih netral saja. 
- saya kurang tau apakah dengan saling follow diperbolehkan oleh Facebook, tapi menurut ku sih boleh, karena mungkin Facebook punya pandangan lain
- kenapa harus saling follow?
  Ingat bro, tugas kita sebagai konten kreator tugasnya hanya membuat konten (video, photo atau tulisan), ga harus bagus, yang penting buat dulu. Semampu kita. 
Kalau kita saling follow, setelah kita membuat konten (video) misalnya, paling yang nonton hanya temanmu sendiri 😁 itu juga berkat jemput bola, seperti kita mengemis video untuk ditonton 😁
Itu kan lucu, padahal kita sebagai konten kreator nantinya adalah tugasnya hamya membuat video. Kalau saya sih mendingan buat video yang banyak walau yang nonton sedikit. 
- memang sih saling follow dapat menambah teman dan silaturahmi, dan merupakan perbuatan baik, tapi ingat, konten kreator secara harfiah dan hierarki adalah membuat video yang bermanfaat dan menghibur. Jelek ga papa yang penting kita nikmat dan jangan berharap ditonton oleh followers jemput bola. 
     Sadarilah, 
Sejelek apapun konten (video) mu, jika yang nonton adalah temanmu sendiri (follower hasil saling gila monet) maka mereka juga akan mengapresiasi dan memuji konten mu, saya sudah pernah itu? Coba tengok channel YouTube : Hendri Yoga Ekana, lihat koment2 di video2 terdahulu, saling menghargai memang, ....tapi pamrih... Karena juga ingin ditonton, buat apa? 😁, sekarang saya jadi geli sendiri😁,
Nikmat memang😁 apa itu yang kamu harapkan? Diapresiasi dan dipuji?
Saya no. 
Seorang konten kreator sejati adalah yang pernah mendapatkan FANS dan HATERS secara alami dan organik.
- memang sih, sebuah channel atau akun yang organik dan alami juga belum jaminan akan rame dan sukses, juga sebaliknya. 
tapi jika mindset kita sebagai konten kreator dalam rangka mencapai monetisasi adalah hanya dengan cara saling follow dan subscribe, itu adalah cara kurang cerdas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar